Kamis, 17 Agustus 2017

Penemu benua amerika ternyata tersesat

Amerika adalah nama dari salah satu benua yang terletak diantara samudra pasifik dan atlantik,benua satu ini adalah benua terluas kedua di dunia dengan luas sekitar 42.292.000 kilometer2 . Benua Amerika merupakan daratan yang dihuni oleh 37 negara,benua Amerika sendiri dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian utara dan selatan,ada sekitar 972.005.000 manusia yang menghuni benua yang disebut sebagai dunia baru tersebut,dijaman dahulu orang orang eropa seringkali menyebut benua Amerika sebagai dunia baru,hal itu disebabkan karena benua Amerika dianggap sebuah benua yang asing bagi masyarakat eropa terdahulu yang menganggap bahwa dunia saat itu hanya memiliki 3 benua besar yaitu Eropa,Asia,dan Afrika.
Sampai kurun waktu tertentu benua Amerika yang kita tahu masihlah sebuah benua yang hanya dihuni suku suku asli indian,sampai pada tahun 1492 barulah ekspedisi pelayaran yang di pimpin Christoper Colombus seorang pelayar dari Genoa berhasil menemukan benua ini untuk pertama kali, tapi ternyata pelayaran Colombus pada awalnya tidaklah bertujuan untuk menemukan benua Amerika melainkan untuk berlayar menuju India,Colombus yang ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat saat itu nekad melewati rute yang tidak biasa diambil oleh pelaut kebanyakan,alih alih berlayar menuju timur, dia malah berlayar terus ke arah barat dengan tekad pembuktian bahwa bumi itu bulat dan dia yakin bahwa kapalnya pasti akan mendarat di India pada akhirnya.Memang benar kapal yang dikapteni Colombus menemukan daratan ,tapi ternyata daratan yang mereka temukan bukanlah pesisir India melainkan pulau guannahani yaitu salah satu pulau dari kepulauan Bahama,saat itu Colombus masih mengira bahwa daratan itu masihlah bagian dari daratan India,penduduk asli disana pun,menurut catatan colombus,menyambut tim ekspedisi itu dengan memberikan dan menawarkan berbagai cinderamata seperti burung beo dan bola kapas.Dari kepulauan Bahama, Colombus lanjut berlayar menuju Kuba,Haiti dan Honduras, selama perjalanan itu masyarakat lokal yang mereka temui salah kaprah dikira sebagai orang orang India asli,dari sanalah muncul istilah Indian untuk menamai suku asli benua Amerika.
Christoper Colombus pada akhirnya kembali ke Spanyol dari Honduras pada tahun 1506 dan barulah ekspedisi ekspedisi kerajaan kerajaan eropa lainya diadakan untuk menemukan dunia baru dengan didasari catatan-catatan Colombus.

Sabtu, 05 Agustus 2017

Jangan Salah Paham Dengan Bali



Bali adalah nama yang tidak asing bagi sebagian besar orang indonesia maupun dunia, sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di indonesia , bali mampu berdiri dan bersaing dengan destinasi wisata top dunia dengan mengandalkan pariwisata yang berbasis pada kekayaan budaya dan keindahan alam yang melimpah,kendati demikian,ternyata banyak hal yang tidak diketahui dan disalahpahami tentang bali, baik oleh turis mancanegara, warga negara indonesia bahkan orang bali itu sendiri.
berikut adalah 5 hal yang sering disalahpahami orang tentang bali:



1. AGAMA ORANG BALI


Seperti kita ketahui sebelumnya , orang bali mayoritas menganut agama hindu yang merupakan agama tertua di dunia , namun dalam prakteknya sehari hari kegiatan keagaaman di bali memiliki perbedaan yang mencolok dari praktik keagamaan hindu di india dan belahan dunia lain,ini dikarenakan sifat dasar dari agama hindu yang bilamana hadir di tempat tempat yang baru dan memiliki budaya yang berbeda dari negeri induknya(india) hindu tidak serta merta mengeliminasi agama maupun budaya orang lokal, melainkan terjadi akulturasi yang disebabkan ajaran hindu yang universal dan tidak mendoktrin begitu saja,contohnya adalah tempat ibadah,sarana sarana sembahyang,maupun nama nama dewa dewi yang kadangkala berbeda. Namun jika ditelusuri lebih dalam, perbedaan itu hanyalah terdapat di luarnya saja,hakekatnya tetaplah sama,semua tetap berlandaskan kitab suci weda baik saat upacara maupun kegiatan yadnya,ini disebabkan oleh ke universalan kitab weda itu sendiri,sehingga banyak praktek praktek relijius yang sering kita saksikan dibali bukanlah bawaan dari india, namun sudah dipraktekan masyarakat lokal sejak zaman pra-hindu,dan ketika kedatangan hindu, praktek praktek relijius kuno itu tidak bertentangan dengan agama hindu yang baru datang sehingga sah saja bila dilakukan,contohnya adalah masyarakat indonesia kuno yang dahulunya menganut pemujaan terhadap leluhur atau animisme,namun dengan kedatangan hindu dikenalkanlah konsep Tuhan Yang Maha Esa dan berbagai manifestasi atau perwujudan beliau dalam bentuk dewa dan dewi ,tetapi tidak serta merta pemujaan leluhur dilarang karena agama hindu sendiri memiliki konsep untuk memuliakan arwah/atman leluhur agar segera mencapai tempat yang lebih baik di alam sana.


2. Orang Bali memuja pohon,patung,dll.


Ini juga salah satu pendapat keliru mengenai bali,orang bali tidaklah memuja pohon atau patung dalam artian menganggap bentuk pohon atau patung itu sebagai tuhan , melainkan karena diajarkan konsep Tri Hita Karana dalam agama hindu yang kurang lebih menganjurkan kita untuk berbuat baik kepada sesama manusia,pada hewan dan tumbuhan,dan berbuat baik untuk memuliakan tuhan yang maha esa. Orang bali percaya bahwa disetiap mahluk hidup memiliki atman atau roh yang merupakan percikan kecil energi tuhan itu sendiri,jadi orang bali diingatkan bahwa ketika hendak menyakiti manusia , hewan,atu tumbuhan, sejatinya kita hendak menyakiti bagian dari ciptaan tuhan dan sama saja kita menyakiti diri kita sendiri.Orang luar yang banyak melihat pohon besar dibali dililitkan sarung dan ditebari sesajen adalah karena pohon pohon besar dianggap sebagai perwakilan dari manifestasi tuhan di alam sekitar,dan sesaji adalah ditujukan untuk bersyukur atas rahmat tuhan yang menciptakan alam yang senantiasa memberi kesejukan,oksigen ,dan keteduhan dikala panas menyengat.Patung adalah usaha orang bali untuk mewujudkan imajinasi akan tuhan yang tak terbayang dan tak terbentuk,orang bali sah sah saja sembahyang di tempat yang tidak memiliki patung bahkan diruangan kosong sekalipun.


3.Orang bali pasti suka berjudi


Judi itu kembali kepada diri  masing masing manusianya,kalau memang hobi berjudi, aturan apapun pasti tidak menghentikanya bukan?orang bali percaya karma jadi para penjudi tentu akan mendapat karma yang setimpal dikemudian hari.


4.Orang Bali suka mabuk mabukan


Dalam kasus ini konteksnya juga sama seperti nomor 3 diatas,pada dasarnya karma bisa terjadi kapan dan dimana saja, bila seseorang mabuk mabukan, beberapa detik kemudian karma buruk bisa saja menimpanya(kecelakaan dll) 


5.Orang Bali suka berpenampilan terbuka


Kalau ini sih dari zaman dahulu orang bali bahkan bertelanjang dada dalam keseharian mereka, ini disebabkan kepolosan orang bali sejak dahulu,di era modern tentu tidak sevulgar dulu, namun disisi lain orang bali diajarkan Tri Kaya Parisudha yang kurang lebih menganjurkan kita untuk, berpikir yang baik, berbicar yang baik, berperilaku yang baik,jadi orang bali sudah diajarkan untuk menjaga pikiran kita dari segala bentuk kekotoran dan hawa nafsu,dan bilamana seseorang tidak mampu menjaga pikiran, pakaian setertutup apapun tentu tidak akan menghalangi nafsu liarnya bukan? jadi intinya kembali pada diri masing masing.



Kamis, 27 Juli 2017

Awal Dari Akhir Pariwisata Bali?

Bali adalah pulau eksotis nan misterius sejak dulu, keindahan alam dan manusianya bagai sebuah berlian yang terpendam jauh di dalam tanah, menunggu seseorang untuk menemukan dan mempublikasikanya. Bali tetap terasing dari pergaulan dunia luar sampai dengan abad 20 , kultur budaya dan alam bali pada masa itu bisa dianggap masih perawan belum ter eksploitasi seperti sekarang, memang hubungan diplomatik dan dagang sudah terjalin dengan pulau pulau dan kerajaan luar , bahkan penduduk pendatang dari luar bali banyak yang sudah menetap , namun perubahan perubahan bisa dibilang tidak signifikan , wajah pulau bali masih sama seperti halnya pulau bali di abad abad sebelumnya. Pada awal abad 20an itulah pertama kalinya pariwisata modern menyentuh bali dan masyarakatnya, hal ini disebabkan oleh takluknya seluruh kerajaan-kerajaan di bali oleh tentara kolonial belanda pada tahun1920 sehingga pintu masuk menuju bali terbuka lebar.

Pada masa masa awal masuknya pariwisata di bali, turis turis mancanegara di buat takjub oleh keindahan dan keunikan tidak hanya alam tapi juga manusia nya , tidak heran mengingat kebudayaan bali merupakan akulturasi peradaban hindu india dengan budaya bali pra hindu, akulturasi itu kemudian menghasilkan peradaban baru hindu bali yang megah dan unik dengan adanya candi candi, pura, patung ,ukiran yang mana semuanya memiliki nilai seni ditambah kondisi geografis yang dipenuhi hutan hutan asri dan subak/terasering berundak undak, di sertai juga dengan masyarakat pribumi yang memiliki atraksi seni yang tidak ada tandinganya. Maka dari itu bukan hal yang mengejutkan kedepanya bali mampu menarik tidak hanya masyaraat awam tapi juga minat seniman- seniman ,bahkan pemimpin di seluruh dunia sekalipun untuk datang ke tanah dewata untuk melihat langsung pulau yang baru dipromosikan belanda ini, bahkan tidak sedikit dari mereka yang menetap seperti pelukis Le Mayeur dan Antonio Blanco , keduanya bahkan berkeluarga dengan masyarakat lokal.

Pasca kemerdekaan , barulah masyarakat bali menyadari pariwisata adalah suatu hal yang menjanjikan , dan pada masa itulah awal bali mengenal pariwisata komersial yang 'menjual' segala keunikan bali, pada masa pemerintahan presiden soekarnolah hotel berbintang 5 pertama kali dibangun yaitu Grand Inna, namun pada masa orde lama pengelolaan pariwisata masihlah bersifat swadhaya, aset aset masih dipegang per orangan atau desa adat, hal tersebut tentunya seirama dengan konsep 'berdikari' dan 'ekonomi kerakyatan' ala bung besar, jadi pada masa tersebut boleh dibilang perkembangan pariwisata belumlah se masif saat ini.

Barulah pada masa orde baru dengan kecenderungan pemerintah yang dekat dengan amerika dan paham paham kapitalis bali sebagai pulau wisata mulai di keroyok investor, kehadiran investor sebagai pengembang areal pariwisata tentulah memberi dampak positif dari segi fasilitas dan kondisi hidup masyarakat bali yang bermukim di daerah pariwisata, sejalan dengan itu pembukaan lahan dan alih fungsi sawah kian menjadi jadi, tak henti disana , keran globalisasi yang telah terbuka lebar lambat laun mempengaruhi kehidupan dan pola pikir masyarakat bali secara keseluruhan , mulai dari pekerjaan,pendidikan, dll . Modernisasi bali mulai terjadi di berbagai lini, namun tidak seluruh bali mengalami modernisasi, di pelosok pelosok, kehidupan masih tradisional dan bersahaja.

Untuk satu saat pesatnya laju pariwisata dan globalisasi seakan tidak terbendung terutama di daerah tujuan wisata seperti kuta, satu persatu lahan hijau dan sawah beralih fungsi , tidak hanya disana, daerah sekitarnya pun demikian, disisi lain laju pertumbuhan penduduk mulai meningkat, bahkan dengan dikenalkanya KB pun tidak mengurangi pertambahan penduduk, hal ini tentu dikarenakan penduduk luar bali yang mencari kerja di bali sangat membeludak, angan angan tentang mendapat penghasilan layak membuat penduduk pulau luar bali beramai ramai menuju bali, dan masyarakat bali beserta pemerintah daerah seakan kurang siap menerima perubahaan yang benar benar singkat ini, bali yang masih merupakan pulau yang mistis beberapa tahun yang lalu sudah berubah wajahnya menjadi destinasi pariwisata top yang mengundang baik hal positif maupun negatif melebur kedalamnya.Dilain sisi ketidak becusan pemerintah daerah dalam mengelola dan ketidak pedulian pemerintah pusat dalam mengawasi juga menjadi masalah yang berimbas pada carut marutnya tata ruang dan semakin habisnya lahan terbuka hijau di pusat pusat kota,keluguan masyarakat bali dengan mudahnya menjadi sasaran pengusaha cerdik dalam pembelian lahan.

Pada akhirnya di abad ke 21 ini kita hampir tidak bisa melihat bali yang dulu memukau orang luar , bali yang disebut 'morning of the world' oleh Jawaharlal Nehru atau bali yang disebut ' the last paradise on earth' hampir tidak terlihat, pada masa ini kita disuguhi kemacetan, polusi , banjir , dan tindak kriminal, hal hal seperti kemacetan dan banjir seharusnya bisa dihindari jika pemerintah memiliki planning tata ruang dan aturan yang baik sejak awal pembangunan masif di bali, hal seperti polusi udara juga dapat dikurangi bilamana pemerintah bisa merancang areal terbuka hijau sejak dulu, di masa kini dengan harga tanah selangit dan kian susah dibeli, akan sangat susah dalam melakukan pembenahan di bagian infrastruktur seperti pelebaran bahu jalan atau pembangunan lajur busway dll.Akhir - akhir ini bali juga sering dirundung banjir setiap hujan lebat, padahal saya masih ingat beberapa 10 tahun yang lalu masyarakat bali masih bisa berbangga hati karena bali tidak pernah dirundung banjir seperti jakarta ataupun daerah lainya.

Belakangan ini juga sudah sering terdengar keluhan keluhan wisatawan karena berbagai masalah yang ada di bali ini, beberapa wisatawan repeater seringkali berujar bahwa bali sudah tidak sama seperti 20 tahun yang lalu, perubahan ini terlalu cepat, masyarakat bali memang masih bertahan terhadap konsep wisata yang mengandalkan budaya dan keindahan alam, tapi ketika alam mulai rusak bahkan cenderung marah terhadap manusianya sampai kapankah konsep ini bisa bertahan? Masyarakatnya memang masih mencintai budaya dan tradisi leluhurnya yang mana merupakan hal bagus, namun dari segi perilaku masyarakat bali pun sedikit demi sedikit mulai kehilangan keraham tamahanya, belakangan tindak kekerasan antar remaja, desa adat, dan ormas mulai banyak diberitakan. Pemerintah juga seakan tidak peka dengan akar masalah dibali, ditengah alih fungsi lahan, kemacetan, banjir, dan segudang hal yang membuat masyarakat bali gelisah pemerintah justru menggulirkan rencana reklamasi terhadap teluk benoa , yang mana berarti mengubah fungsi teluk benua sebagai muara dan areal konservasi.

Disaat inilah masyarakat bali diuji bisakah mereka mempertahankan tanah warisan leluhur mereka beserta seluruh kearifan lokal nya? atau haruskah menyerah terhadap ketamakan pengusaha/investor yang berkedok kemajuan pariwisata?
Masyarakat bali telah kehilangan lahan mereka di daerah destinasi pariwisata seperti kuta, legian, seminyak , hingga nusa dua. Masyarakat bali kini justru seakan menjadi tamu di daerah daerah tersebut, relakah kita kehilangan daerah lain di bali?
  

Penemu benua amerika ternyata tersesat

Amerika adalah nama dari salah satu benua yang terletak diantara samudra pasifik dan atlantik,benua satu ini adalah benua terluas kedua di ...